- Get link
- X
- Other Apps
Foodieatme - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meminta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk aktif berperan dalam penanganan sampah makanan (food loss and waste) di sektor pariwisata. Berdasarkan data The Economist Intelligence, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil sampah makanan (food loss and waste) terbesar di dunia, selain Arab Saudi, dan Amerika Serikat.
Catatan tersebut juga didukung dari hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan sejumlah lembaga mengenai hasil studi komprehensif terkait Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia pada 2021. Menurut kajian tersebut, sampah makanan yang terbuang di Indonesia pada 2000---2019 mencapai 23--48 juta ton per tahun atau setara 115--184 kilogram per kapita per tahun.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menyumbang sampah makanan terbesar di Dunia. Ada banyak kerugian negara sebagai akibat tumpukan sampah tersebut, selain masalah krisis iklim, sosial juga masalah perekonomian.
Setiap tahun, jutaan ton makanan terbuang begitu saja di dunia. Padahal, masih banyak negara atau wilayah dalam suatu negara yang masih mengalami krisis kelaparan. Terdapat anggapan bahwa isu sampah makanan yang terbuang hanya terjadi di negara maju saja, padahal terdapat kemiripan angka sampah makanan yang terbuang di negara berkembang. Berikut tujuh negara food waste yang juga mengalami krisis kelaparan:
Nigeria
Merujuk pada informasi terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nigeria merupakan negara dengan sampah makanan tertinggi di Afrika. Sampah makanan yang terbuang di Nigeria dapat mencapai 189 kilogram per kapita pada tahun 2022. Sangat disayangkan hal ini terjadi karena sebagian warga yang tidak mampu di Nigeria justru masih merasakan kelaparan, sementara orang-orang kaya di Nigeria dapat menyimpan makanan.
Menurut studi dari Food and Agriculture Organization (FAO), terdapat 19.5 juta orang menghadapi kerawanan akan ketahanan pangan. Termasuk di dalamnya terdapat 1.2 juta orang dalam keadaan darurat akan ketahanan pangan. Yang lebih menyedihkan lagi adalah 1.7 juta anak diperkirakan menderita kekurangan gizi akut pada 2022, meningkat 34% dari tahun 2021.
Terdapat survei di Lagos, Nigeria yang menunjukkan food waste terjadi karena masalah pengemasan dan pengawetan. Selain itu, masih banyak ditemukan pula restoran yang memiliki teknik pengemasan kurang tepat sehingga terjadi pemborosan. Ditambah kebiasaan warganya yang ikut menyumbang tingginya food waste, seperti pembelian yang tidak direncanakan dan berlebihan yang menyebabkan terbuangnya makanan karena makanan yang dibeli melebihi dari apa yang dibutuhkan.
Yunani
Negara penghasil food waste selanjutnya adalah Yunani yang menghasilkan sampah makanan paling banyak dari negara-negara di Eropa lainnya. Setiap orang di Yunani diestimasikan menghasilkan 142 kilogram setiap tahunnya, sementara secara global angka rata-rata hanya 74 kilogram. Meski terjadi food waste, masih terjadi krisis kelaparan di Yunani.
Krisis kelaparan di Yunani terus berlanjut karena angka menunjukkan bahwa 40% orang yang tinggal di kamp pengungsi Yunani tidak diberi makan akibat keputusan pemerintah Yunani untuk menghentikan penyediaan makanan kepada orang-orang yang tidak berada dalam prosedur suaka. Terdapat lebih dari 16.000 orang masih menunggu permintaan mereka, artinya angka tersebut masih dalam kesulitan dalam mendapatkan makanan. Terlebih lagi ada 40% anak-anak dari angka tersebut yang merasakan kelaparan. Bahkan mereka tidak makan sedikitpun saat pergi bersekolah.
Iraq
Iraq menjadi negara penghasil food waste selanjutnya yang menghasilkan food waste sebanyak 120 kilogram oleh tiap-tiap individu di Iraq setiap tahun nya. Sementara itu, di Iraq masih terdapat banyak orang yang mengalami krisis kelaparan. Menurut World Food Programme (WFP) dan UNHCR, terdapat pengungsi Suriah yang tinggal di Iraq yang kesulitan mendapatkan makanan. Dari total 260.000 pengungsi, terdapat diantaranya 86% pengungsi yang rawan akan ketahanan pangan.
Saudi Arabia
Negara penghasil food waste ini menghasilkan 4 juta ton sampah makanan setiap tahunnya atau setara dengan 40 miliar riyal per tahunnya. Dalam rupiah sebesar 165 miliar sebagai total kerugian dari isu food waste ini. Sisa makanan tidak hanya ditemukan di rumah saja, tetapi di pesta, restoran, juga hotel. Beberapa penyebab utama pemborosan makanan di negara food waste ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat serta kecenderungan tuan rumah untuk menjamu sebanyak-banyak nya makanan kepada tamu dan seringkali beberapa restoran dan hotel yang memiliki sistem yang buruk terkait dengan pembatasan sampah makanan. Sementara itu, ketahanan pangan menjadi isu dan kekhawatiran pemerintah terutama saat ini terjadi nya konflik Ukraina dan Rusia.
Kenya
Negara penghasil food waste selanjutnya masih berasa dari benua Afrika yaitu Kenya. Data menunjukkan bahwa setiap orang di Kenya membuang sebesar 99 kilogram sampah makanan setiap tahunnya. Sementara itu, sebanyak 2 juta warga Kenya mengalami kelaparan serta 3 juta warga Kenya tidak mendapatkan akses makanan sehat. Jika dimaksimalkan makanan yang justru menjadi sampah tersebut dapat menjadi sumber makanan untuk warga yang kelaparan. UNEP mendorong warga melalui kampanye untuk tidak membuang makanan yang tidak termakan pada Hari Kesadaran Internasional tentang Kehilangan dan Pemborosan Pangan.
Meksiko
Setiap harinya, Meksiko membuang 50.000 ton sampah makanan. Padahal negara food waste ini masih memiliki tingkat kelaparan yang tinggi. Sehingga menyedihkan bahwa makanan yang sehat dan segar bergizi terbuang begitu saja karena tidak dihabiskan. Data menyebutkan bahwa terdapat 8000 orang mati kelaparan akibat kelaparan atau sama dengan satu orang mati dalam setiap satu jam.
Indonesia
Negara kita pun menjadi salah satu penyumbang sampah makanan terbesar di dunia. Indonesia turut menyumbang sampah makanan sebesar 48 juta ton per tahun. Jumlah makanan tersebut sepatutnya dapat menghidupi jutaan warga Indonesia juga untuk mengatasi isu stunting.
Isu food waste terjadi di banyak negara menandakan isu ini menjadi global. Sangat penting dan perlu penanganan segera karena food waste menunjukkan banyak nya makanan yang terbuang percuma padahal dapat menghidupi yang kelaparan. Selain itu, food waste juga turut menyumbang gas emisi di dunia sehingga dapat mengakibatkan pemanasan global. Yuk mulai sekarang, habiskan makanan di piringmu!
Sumber :
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment